Oleh: Buadiarti, S.Pd
Merebaknya virus Covid-19 di Negara kita ini menimbulkan dampak dan krisis yang luar biasa di berbagai bidang. Ekonomi lesu karena banyak tenaga kerja yang di-PHK massal, iklim Perdagangan layu karena daya beli masyarakat jauh menurun, Bidang kesehatan tergopoh-gopoh karena jatuhnya korban virus yang tidak terkendali dan bidang Pendidikanpun kacau karena sistem pendidikan yang berubah secara drastis tanpa rencana.
Sebagai seorang pendidik, maka dampak yang kita rasakan utamanya di bidang pendidikan. Kita sebagai seorang guru, tidak dipersiapkan dan bahkan tidak siap menghadapi reformasi pendidikan yang mendadak ini. Sejak tanggal 18 Maret 2020, Kementerian Agama Kabupaten Poso menginstruksikan seluruh satuan pendidikan di bawahnya menyelenggarakan Learning From Home atau pembelajaran dari rumah.
Keadaan ini menuntut guru, siswa maupun orang tua harus sesegera mungkin beradaptasi menerapkan e-learning atau pembelajaran menggunakan media online. Pada saat pembelajaran di sekolah, biasanya siswa dibatasi menggunakan gadget karena dianggap mengganggu konsentrasi siswa. Penggunaan gadget hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu dengan pengawasan ekstra dari guru. Sedangkan di era pandemi seperti sekarang ini, mau tidak mau guru dan siswa dituntut menggunakan gadget karena media elektronik adalah satu-satunya pilihan untuk mencegah perluasan penyebaran virus.
Guru dan orang tua harus berperan aktif dalam mengontrol pembelajaran sehingga siswa dapat menggunakan gadget secara bijak agar pembelajaran yang direncanakan berlangsung dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal. Siswa ditekankan bahwa penggunaan media dan teknologi hanya untuk mempermudah tercapainya rencana pembelajaran serta bukan untuk menggantikan peran guru dan orang tua sebagai subjek utama pendidikan.
Menghadapi Reformasi Pendidikan, guru dituntut untuk “melek teknologi” dengan menyelenggerakan pembelajaran kreatif dan inovatif melalui pemanfaatan beberapa media dan teknologi diantaranya acara televisi, google classroom, WhatsApp, facebook, instagram, youtube dan lain-lain. Tidak ada alasan lagi bagi seorang guru untuk tidak mengikuti arus perkembangan teknologi. Semua guru harus mau belajar dan berteman dengan teknologi.
Saat seorang guru sudah mampu “berteman” dengan teknologi maka guru akan bersemangat untuk menyelenggarakan pendidikan yang kreatif dan inovatif. Guru bisa membuat kumpulan foto pembelajaran, video pembelajaran yang menarik, penyajian materi melalui powerpoint yang menggugah keingintahuan siswa, kuis-kuis pembelajaran dan lain-lain. Dengan usaha tersebut, guru dapat menarik perhatian siswa untuk selalu bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.
Terdapat beberapa kendala dalam ketercapaian pembelajaran online yang saya rasakan, diantaranya:
- Sumber daya guru/orang tua/ siswa yang terbatas dalam penggunaan media informasi /gadget.
- Adanya kendala jaringan internet.
- Permasalahan ekonomi untuk membeli pulsa data terutama untuk guru honorer maupun orang tua yang ekonominya terdampak virus covid 19.
- Minat belajar anak kurang karena kurang memahami materi yang disajikan oleh guru karena siswa terbiasa dengan pembelajaran langsung.
- Guru kesulitan memberikan materi sehingga lebih banyak memberikan tugas yang membebani siswa
- Susahnya melakukan kontrol guru dalam pembelajaran misalnya dalam mendata tugas siswa maupun presensi kehadiran siswa.
Menurut penulis, pembelajaran yang terbaik adalah pembelajaran langsung di dalam kelas. Pembelajaran langsung memungkinkan interaksi terbaik untuk guru dan siswa maupun siswa dengan temannya. Guru mudah melakukan pengontrolan dalam tugas siswa serta memungkinkan guru menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mewujudkan cita-cita pendidikan. Semoga wabah ini segera berlalu sehingga pendidikan dapat berjalan lebih baik lagi.